welcome ....

welcome ....
myFamily

Kamis, 25 Oktober 2012

TUGAS 2 : Teori Organisasi Umum 1

1. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Stogdill (1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan, dan diantaranya memiliki beberapa unsur yang sama.
Menurut Sarros dan Butchatsky (1996), istilah ini dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.
Sedangkan menurut Anderson (1988), “leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, kepemimpinan memiliki beberapa implikasi, antara lain :
  • Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan, tidak akan ada pimpinan.
  • Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi.
  • Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi.


2. TOKOH-TOKOH KEPEMIMPINAN

1. BJ. Habibie 

Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.

Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda ini, harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal, Habibie pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.

Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk Universitas Indonesia di Bandung (Sekarang ITB). Beliau mendapat gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 yang kemudian mendapatkan gekar Doktor dari tempat yang sama tahun 1965. Habibie menikah tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.

Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude.

2. Ir.Soekarno

Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika..

Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926.


Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.

Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs.Mohd Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.

Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi".

3. Obama

Barack Hussein Obama adalah Presiden Amerika Serikat yang sekarang menjabat dan merupakan Presiden Amerika Serikat yang ke-44. Beliau lebih dikenal dengan nama Barack Obama. Barack menjabat sejak 20 Januari 2009 menggantikan George Walker Bush. Sebelumnya ia merupakan Senator Junior dari Illinois dan kemudian menang dalam Pemilu Presiden 2008 pada 4 November 2008. Obama lahir di Honolulu, Hawaii, 4 Agustus 1961.

3. TIPE, PERILAKU DAN GAYA KEPEMIMPINAN


1. AUTHORITARIAN
Seorang pemimpin adalah seorang pengendali (controller). Kata-kata yang diucapkannya adalah hukum atau peraturan dan tidak dapat diubah. Menyandarkan diri pada peraturan, memonopoli tindak komunikasi dan seringkali meniadakan umpan balik dari anggota lainnya. Kelompok yang menggunakan gaya kepemimpinan ini memiliki kemungkinan ter-organisir denagn baik dan produktif, namun hubungan antar pribadi di antara para anggota kelompok cenderung renggang dan antagonistic.
2. BUREAUCRATIC atau SUPERVISORY
Pimpinan bertindak sebagai pengawas atau supervisor dan mengkoordinasikan aktivitas kelompok. Pedoman dari gaya kepemimpinan ini adalah organisasi, bukan dari seorang pemimpin seperti pada gaya authoritarian. Pemimpin birokratik memandang hubunngan social sebagai hal yang tidak dikehendaki, ia lebih suka menjauhkan dan tidak memperhatikan persoalan-persoalan antarpribadi yang dihadapi para anggotanya. Pemimpin birokratik cenderung berkomunikasi melalui saluran tertulis secara resmi. Kelompok yang memakai gaya kepemimpinan ini akan lebih produktif, sebab segala sesuatunya terorganisir dengan baik, namun ada kecenderungan dari anggota kelompok untuk bersikap apatis.
3. DIPLOMATIC
Seorang manipulator yang melaksanakan kepemimpinannya agar menjadi pusat perharian para anggota kelompoknya. Sedikit menggunakan control atau setidaknya lebih halus dalam memakai control tersebut dan lebih luwes disbanding pemimpin authoritian. Ia tidak terpaku terhadap suatu aturan khusus sehingga lebih bebas untuk menggunakan strategi-strategi tertentu untuk memanipulasi orang lain. Dengan demikian, pemimpin diplomatic terbuka dengan adanya saran dan umpan balik yang demokratis dari anggota kelompoknya.
4. DEMOCRATIC
Pemimpin yang tidak banyak menggunakan control, bila dibandingan dengan tiga gaya kepemimpinan sebelumya. Pemimpin demokratik mengharapkan anggotanya untuk berbagi tanggung jawab dan mampu mengembagkan potensi kepemimpinan yang dimilikinya. Memiliki kepedulian terhadap hubungan antarpribadi maupun hubungan tugas di antara para anggota kelompok. Meskipun tampak kurang terorganisir dengan baik, namun gaya ini dapat berjalan dalam suasana yang rileks dan memiliki kecenderungan untuk menghasilakn produktivitas dan kerativitas, karena gaya kepemimpinan ini mampu mengmaksimalkan kemampuan yang dimiliki para anggotanya.
5. LAISSEZ-FAIRE atau GROUP-CENTERED
Gaya ini tidak berdasar pada aturan-aturan. Seorang pemimpin yang menggunakan gaya ini menginginkan seluruh anggota kelompoknya berpartisipasi tanpa memaksakan atau menuntut kewenanagn yang dimilikinya. Tindak komunikasi dari pemimpin ini cenderung berlaku sebagai seorang penghubung yang menghubungkan kontribusi atau sumbang pemikiran dari anggota kelompoknya. Jika tidak ada yang mengendalikannya, kelompok dengan gaya ini akan menjadi tidak teroganisir, tidak produktif, dan anggotanya akan apatis, sebab mereka merasa bahwa kelompoknya tidak memiliki maksud dan tujuan yang hendak dicapai.
Meskipun demikian, dalam situasi tertentu, khususnya dalam kelompok terapi, gaya kepemimpinan ini adalah yang paling layak dan efektif dari gaya-gaya kepemimpinan terdahulu.
6. GAYA PELOPOR
Pemimpin sejenis ini biasanya selalu di depan (pelopor) untuk memberikan contoh atau suri tauladan bagi masyarakat yang dipimpinnya. Ia benar-benar tokoh yang patut diteladani karena sebelum menyuruh atau memerintah orang lain, ia lebih dulu berbuat. Dengan kata lain, sang pemimpin lebih banyak sebagai pelopor di segala bidang demi kepentingan masyarakat luas, bukan melaksanakan kebijaksanaan untuk kepentingan pribadi, keluarga maupun kelompoknya.
7. GAYA MANIPULASI
Pemimpin sejenis ini selalu melakukan tipuan dan rayuan. Artinya ia menipu dan merayu masyarakat yang dipimpinya agar melakukan yang dikehendakinya. Sang pemimpin selalu memutar balikan fakta atau memanipulasi keadaan sebenarnya. Pemimpin yang bergaya manipulasi biasanya berhasil karena masyarakat yang dipimpinnya terdiri dari orang-orang yang kurang pendidikannya. Gaya kepemimpinan manipulasi banyak ditemukan terutama di negara-negara berkembang
8. GAYA TRANSAKSI
Pemimpin sejenis ini selalu melakukan transaksi dengan para anggota masyarakat yang dipimpinnya. Ia melakukan transaksi kepada orang yang taat dan patuh serta bersedia melaksanakan dan membantu segala kehendaknya.
9. GAYA BIAR TELAMBAT ASAL SELAMAT
Pemimpin sejenis ini melakukan segala sesuatunya sangat berhati-hati. Ia berprinsip alon-alon asal kelakon (biar lambat asal selamat). Dengan kata lain ia berpendapat biar pelan tapi pasti untuk melompat jauh ke depan. Jika bertindak sang pemimpin tidak mau terburu-buru, tapi selalu memperhitungkan secara mendalam. Di sisi lain, pemimpin sejenis ini tidak mau menonjol dan bicaranya kalem (lemah lembut)
10. GAYA ALANG-ALANG
Pemimpin sejenis ini disebut gaya alang-alang karena tak ubahnya seperti daun alang-alang sangat mudah bergoyang jika dihembus angin. Gaya alang-alang juga dapat disebut gaya layangan putus. Artinya pemimpin pada jenis ini selalu mengikuti kearah mana anginaberhembus. Keputusan pemimpin selalu berubah-ubah, pendiriannya tidak pernah kokoh.
11. VISIONARY
kepemimpinan yang memiliki Visi sehingga mampu membawa staf ketujuan bersama dan didukung dengan adanya emotional quality management akan menunjang kesuksesan hubungan antar pribadi, khususnya hubungan antara atasan dan bawahan sebagai salah satu bentuk keberhasilan seorang pemimpin. Untuk itu para pemimpin yang ada di organisasi juga perlu memupuk ketrampilan kepemimpinan EQ untuk memberdayakan karyawan.
12. COACHING
kepemimpinan yang memberikan kesempatan pengasuhan ataupun pembelajaran. Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.
13. AFFILIATE
· kepemimpinan yang mengedepankan keharmonisan ataupun kerja sama antar fungsi
· Ini tipe yang berusaha membangun ikatan (bond) yang kuat antara dirinya dengan karyawan
· Berupaya menciptkan sense of belonging karyawan terhadap perusahaan dan akan bagus untuk membangun loyalty
· Menciptakan suasana trust one another
· Bisa digunakan untuk motivate people during stressful moment. Misalkan ketika sebelumnya dipimpin oleh seorang pemimpin yang ditaktor atau coercive , maka diperlukan gaya kepemimpinan yang dekat dengan karyawan untuk membangun hubungan emosional
· Disini umumnya dilakukan oleh Leader yang memiliki Emotional Intelligent dalam hal Communication dan Building Relationship yang tinggi
· Climate yang terbentuk : Positive
14. PACESETTING
· kepemimpinan yang mampu memberikan model pencapaian sehingga lebih membumi.
· Ini bisa dibilang tipe Idealis/Perfectionis
· Dia menganggap orang lain mampu seperti dirinya
· Biasanya dia set high standar for performance (standar tinggi)
· Bisa cocok ketika mengharapkan quick result dan karyawan harus highly motivated dan sangat kompeten
· Kalau karyawan bilang tidak mampu maka jawaban dia “Berarti aku menempatkan orang yang salah”
· Climate yang terbentuk : Negative
15. COMMANDING
kepemimpinan yang dapat bersikap tegas serta berani mengambil resiko, jika diperlukan.
16. KEPEMIMPINAN PRIBADI
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin secara langsung mengadakan kontak dengan bawahan. Sehingga hasil kerja langsung diketahui oleh pimpinan tingkat atas yang juga menginginkan mengetahui segala hal sampai detail. Dalam hal ini mudah timbul kepemimpinan yang sentralistis yang kurang memperhatikan hirarki atau pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Akibatnya jika ada pekerjaan yang gagal, banyak pihak tidak mau ikut bertanggung jawab.
17. KEPEMIMPINAN NON-PRIBADI
Tipe kepemimpinan di mana pimpinan tidak mengadakan kontak langsung dengan bawahan, melainkan melalui saluran jenjang hirarki yang sudah ada. Dengan demikian masing-masing bagian lebih merasa bertanggung jawab. Kelemahannya ada kemungkinan pekerjaan dan keputusan berjalan lambat, karena segala sesuatu harus diputuskan melalui tingkatan-tingkatan hirarki yang panjang.
18. KEPEMIMPIANAN KEBAPAK-AN
ipe kepemimpinan di mana pemimpin bertindak sebagai ayah kepada anak-anaknya: mendidik, mengasuh, mengajar, membimbing, dan menasehati. Pada dasarnya kepemimpinan semacam ini baik, tetapi kelemahannya tidak memberikan kesempatan kepada bawahan untuk tumbuh menjadi dewasa dan lebih bertanggung jawab.
19. KEPEMIMPINAN KHARISMATIK
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin memiliki daya tarik yang amat kuat. Seolah-olah dalam diri pemimpin tersebut terdapat kekuatan yang luar biasa, sehingga dalam waktu singkat dapat menggerakkan banyak pengikut. Termasuk pemimpin semacam ini misalnya: Gandhi, J.F.Kennedy dan Khomeini. Kepemimpinan tipe ini adalah baik selama pemimpin berpegang teguh kepada moral yang tinggi dan hukum-hukum yang berlaku.
20. DIRECTING
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.
21. SUPPORTING
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka mengenai peningkatan kinerja.
22. DELEGATING
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalam pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
23. KEPEMIMPINAN MENYERANG / MENGGUNAKAN
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan segala sesuatu dari luar dirinya sebagai miliknya sendiri ketika menjalankan tugasnya.
24. KEPEMIMPINAN MENIMBUN
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya tidak bersedia menerima hal-hal dari luar, tetapi selalu berusaha untuk menyampaikan dan mempertahankan pendapatnya sendiri walaupun seringkali pendapatnya diambil dari luar dirinya sesuai dengan kepentingannya. (Erich Fromm)
25. KEPEMIMPINAN POSITIF
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggiatkan kerja pengikutnya dengan jalan memberi kepuasan hati mereka. Pimpinan tidak hanya memerintah, tapi juga memberi penjelasan, menyediakan kebutuhan anggota, dan memberi kebebasan untuk melaksanakan. (Keit Davis)
26. KEPEMIMPINAN NEGATIF
Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan kekuasaan untuk mengancam atau menakut-nakuti agar anggota mengerjakan tugas mereka. (Keit Davis)
27. KEPEMIMPIANAN PERWAKILAN
Bentuk kepemimpinan yang diangkat menjadi wakil dari kelompok tertentu sehingga ada pimpinan pusat yang merupakan gabungan pimpinan kelompok. (W.C Whyte)
28. PARTICIPATIVE LEADERSHIP
Pemimpin tidak hanya meminta dan menggunakan saran-saran anggota, tapi juga membuat keputusan dalam rangka pemecahan persoalan yang ada dalam kelompok.
29. ACHIVEMENT ORIENTED LEDERSHIP
Pemimpin menanamkan kesadaran akan tantangan tujuan kelompok untuk anggota-anggota kelompok dan menunjukkan sikap pada anggota bahwa dapat mencapai tujuan tersebut
30. MERAK KACANGCANG (SUNDA)
Tipe pemimpin yang digambarkan sebagai burung merak. Suka pamer akan apa yang dimilkinya, baik harta kekayaan, ilmu pengetahuan, kecakapan, ketampanan, pangkat dan sebagainya. Contoh dalam dunia Pewayangan adalah Subali atau prabu Rahwana. Mereka suka pamer. Takabur, seolah olah dialah yang paling pinter dan gagah. Pinter aing henteu batur. Mereka punya watak demikian karena reueus punya aji Pancasona, ilmu kekebalan diri moal paeh-paeh.
31. KIDANG KANCANA (SUNDA)
Tipe pemimpin yang vested interest terhadap posisi maupun kedudukan yang lebih menguntungkan bagi dirinya sendiri. Dia pindah-pindah tempat kerja yang kiranya lebih enak menurut pandangan dia, walaupun dengan cara-cara yang tak wajar ataupun licik. Contoh dalam Pewayangan adalah Kombayana, yang mengembara keluar dari negeri Keling untuk mencari-cari posisi dan kedudukan yang lebih sohor. Menunggangi dewi Lotama, seorang widadari yang menyamar sebagai kuda, yang dapat menyeberangi samudra. Dari perilaku Kombayana menunggangi kuda tersebut, maka lahirlah Aswatama, putra satu-satunya Kombayana.
32. GENTONG NGUMES (SUNDA)
Tipe pemimpin yang pamrih. Dia mempunyai ilmu yang tinggi tapi tidak mau mengajarkan dan mengamalkan apabila tak ada imbalan jasa. Contoh dalam pewayangan adalah Togog, atau Karna dipati Awangga. Dia tak mau meladengi permintaan seseorang bila tak ada imbalannya, yang cocok menurut selera dia.
33. PURWA SAJATI (SUNDA)
Tipe pemimpin yang punya sifat amanah dan fatonah. Tidak pamrih. Melaksanakan tugas secara ikhlas, sepi hing pamrih rame hing gawe. Contoh dalam pewayangan adalah prabu Dharma Kusumah, yang berarti ngalakoni atau menjalankan tugas kenegaraan.
34. KEPEMIMPINAN AGITATOR
Tipe kepemimpinan ini diwarnai dengan kegiatan pemimpin dalam bentuk tekanan, adu domba, memperuncing perselisihan, menimbulkan dan memperbesar perpecahan/pertentangan dan lain-lain dengan maksud untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri. Agitasi yang dilakukan terhadap orang luar atau organisasi lain, adalah untuk mendapatkan keuntungan bagi organisasinya dan bahkan untuk kepentingan pemimpin sendiri
35. KEPEMIMPINAN SIMBOL
Tipe kepemimpinan ini menempatkan seorang pemimpin sekedar sebagai lambang atau simbol, tanpa menjalankan kegiatan kepemimpinan yang sebenarnya.
36. KEPEMIMPINAN PARTISIPASI
Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku Initiating Structure-nya relatif berkadar rendah dan perilaku Concideration-nya juga relatif berkadar tinggi.Indikatornya, antara lain: (a) Pengarahan dan pengawasan pimpinan berkurang, sebaliknya ia lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan pendapat dan saran bawahan; (b) Pemimpin lebih banyak memberikan kesempatan kepada bawahan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah; (c) Pemimpin memberikan dorongan kepada bawahan dan memberikan bimbingan kepada bawahan dalam pemecahan permasalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri oleh bawahan; (d) Pemimpin menganggap bawahan sebagai mitra kerja, sehingga hubungan kerja bersifat kolegial.
37. KEPEMIMPINAN KONSULTASI
Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku Initiating Structure-nya relatif berkadar tinggi dan perilaku Concideration-nya juga relatif berkadar tinggi.Indikatornya, antara lain: (a) Pemimpin banyak memberikan pengarahan, tetapi juga banyak memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berpartisipasi; (b) Pemimpin banyak memberikan penjelasan tentang keputusan yang diambil, tetapi juga banyak mendengarkan pendapat dan saran bawahannya; (c) Pemimpin memberi kesempatan kepada bawahan dalam setiap proses pengambilan keputusan, akan tetapi ia masih memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap pelaksanaanm tugas yang dilakukan bawahannya; (d) Pemimpin banyak mendengarkan pendapat bawahan dan mendorong bawahan untuk melaksanakan tugas sesuai degan aturan-aturan organisasi yang berlaku; dan (e) Pemimpin dan bawahan bertukar pendapat dalam proses pemecahan masalah dan pengambolan keputusan. Dengan demikian proses komunikasinya dua arah.
38. KEPEMIMPINAN MILITERISME
Seorang pemimpin dengan tipe militeristis tidak berarti selalu seorang pemimpin dari organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki ciri-ciri dalam kepemimpinannya sebagai berikut :
· Dalam menggerakan bawahannya lebih sering mepergunakan sistem perintah;
· Dalam menggerakan bawahan senang bergantung pada pangkat dan jabatannya;
· Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan;
· Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan;
· Sukar menerima kritik dari bawahannya;
· Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Berdasarkan ciri-ciri di atas maka dapat dilihat bahwa seorang pemimpin yang militeristis bukanlah pemimpin yang ideal dalam suatu masyarakat sipil karena akan membungkam aspirasi warga. Sesuai dengan namanya, tipe ini selayaknya ditarapkan di kalangan militer yang secara organisatoris memang memiliki struktur yang hirarkhis.

4. TOKOH YANG BERHASIL DALAM KEPEMIMPINANNYA


Bill Gates – Pemimpin Dari Microsoft
Djoko widodo – Walikota Terbaik dunia
Chairil Anwar – Satrawan Indonesia
Matt Mullenweg – Pendiri Wordpress
Mark Zuckerbeg -  Pendiri Facebook
Bob Sadino – Pengusaha Sukses Indonesia
 
SUMBER : 
http://idadwiw.wordpress.com/2011/12/18/pengertian-kepemimpinan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
http://denontarr.blogspot.com/2008/11/tipe-tipe-kepemimpinan.html
http://adidarmawan168.blogspot.com/2012/10/kepemimpinan-dan-perilaku-pemimpin.html
 


 



 


Rabu, 10 Oktober 2012

TUGAS 1 : Teori Organisasi Umum 1

1. ORGANISASI 


Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
  • Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama .
  • James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama .
  • Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
  • Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. 
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

 Jenis-jenis
Keith Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut:
  1. Pikiran (psychological participation)
  2. Tenaga (physical partisipation)
  3. Pikiran dan tenaga
  4. Keahlian
  5. Barang
  6. Uang

2. MACAM ORGANISASI

Berdasarkan proses pembentukanya:
  • Organisasi Formal
Organisasi yang dibentuk secara sadar dan dengan tujuan-tujuan tertentu diatur dengan ketentuan-ketentuan formal baik dalam anggaran dasar maupun anggaran rumah tangga, kegiatan atau hubungan yang terjadi adalah hubungan jabatan sebagaimana diatur dalam ketentuan tertulis
  • Organisasi Informal
Terbentuk tanpa disadari sepenuhnya, tujuan tidak jelas, anggaran dasar serta anggaran rumah tangga tidak ada, hubungan terjalin secara pribadi

3. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

A. Bagan Horizontal
 mengapa bagan tersebut di katakan horizontal karena pada bagan tersebut jika semakin banyak jabatan-jabatan yang di buat dalam perusahaan tersebut maka bagan ini akan semakin luas menyamping




B. Bagan Vertikal
  Bagan vertikal adalah kebalikan dari bagan Horizontal. Bagan Vertikal pada umumnya bagan ini jika dalam perusahaan banyak sekali jabatan atau kepala-kepala bagian dari masing-masing divisi maka bagan ini akan semakin panjang ke bawah.


C. Bagan Lingkaran
Kenapa bagan ini berbentuk lingkaran karna mungkin dalam suatu perusahaan memang sangat memiliki perbedaan tersendiri dalam menyusun bagian-bagian dari perusahaan itu tersebut oleh karena itu banyak sekali model bagan yang terbentuk. pada model bagan ini jika setiap penambahan anggota maka bagan ini akan bertambah diameternya dan semakin membesar.

D. Bagan Piramid
Bagan ini sangat mudah digunakan karna bentuknya seperti Piramid yang menempatkan bagian-bagian dalam perusahaan yang paling tertinggi di letakan pada bagian TOP dan untuk karyawan di letakan MID dan untuk Office Boy di letakan pada Bagian LOWER.

4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ORGANISASI

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berorganisasi sangat banyak,disini saya akan menyebutkan beberapa contoh nya :


1. Leadership
Kepemimpinan meliputi proses memproses dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, maupun atasan pimpinan itu sendiri.
2. Budaya
Adanya konsep budaya yang dikembangkan oleh pakar oraganisasi menjadi bagian yang erat kaitannya dengan aspek-aspek pengembangan organisasi. Maka muncullah istilah “Budaya Organisasi”. secara sederhana budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai nilai-nilai dan cara bertindak yang dianut organisasi (beserta para anggotanya) dalam hubungannya dengan pihak luar. Secara umum, perusahaan atau organisasi terdiri dari sejumlah orang dengan latar belakang kepribadian, emosi dan ego yang beragam. Hasil penjumlahan dan interaksi berbagai orang tersebut membentuk budaya organisasi.
3. Iklim Organisasi
iklim organisasi merupakan karakteristik yang membedakan satu organisasi dengan organisasi lainnya dan mempengaruhi orang-orang dalam organisasi tersebut.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kelompok (teamwork) dalam bekerja dapat dikategorikan sebagai berikut :
A. Tujuan
Visi, misi dan tujuan yang jelas akan membantu team dalam bekerja. Namun hal tersebut belum cukup jika visi, misi dan tujuan yang ditetapkan tidak sejalan dengan kebutuhan dan tujuan para anggota.
B. Tantangan
Manusia dikarunia mekanisme pertahanan diri yang di sebut “fight atauflight syndrome”. Ketika dihadapkan pada suatu tantangan, secara nalurimanusia akan melakukan suatu tindakan untuk menghadapi tantangan tersebut (fight) atau menghindar (flight). Dalam banyak kasus tantangan yang ada merupakan suatu rangsangan untuk mencapai kesuksesan. Dengan kata lain tantangan tersebut justru merupakan motivator.
Namun demikian tidak semua pekerjaan selalu menghadirkan tantangan.Sebuah team tidak selamanya akan menghadapi suatu tantangan. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya memberikan suatu tugas atau pekerjaan yang menantang dalam interval. Salah satu criteria yang dapat dipakai sebagai acuan apakah suatu tugas memiliki tantangan adalah tingkat kesulitan dari tugas tersebut. Jika terlalu sulit, mungkin dapat dianggap sebagai hal yang mustahil dilaksanakan, maka team bisa saja menyerah sebelum mulai mengerjakannya. Sebaliknya, jika terlalu mudah maka team juga akan malas untuk mengerjakannya karena dianggap tidak akan menimbulkan kebanggaan bagi yang melakukannya.
C. Keakraban
Team yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akraban satu sama lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota team saling menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota team.
D. Tanggungjawab
Secara umum, setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu tanggungjawab. Tanggungjawab mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk membuat perubahan atau mengambil suatu keputusan. Team yang diberi tanggungjawab dan otoritas yang proporsional cenderung akan memilikimotivasi kerja yang tinggi.
E. Kesempatan Untuk Maju
Setiap orang akan melakukan banyak cara untuk dapat mengembangkan diri,mempelajari konsep dan ketrampilan baru, serta melangkah menuju kehidupan yang lebih baik. Jika dalam sebuah team setiap anggota merasabahwa team tersebut dapat memberikan peluang bagi mereka untuk melakukanhal-hal tersebut di atas maka akan tercipta motivasi dan komitment yang tinggi. Hal ini penting mengingat bahwa perkembangan pribadi memberikan nilai tambah bagi individu dalam meningkatkan harga diri.
F. Kepemimpinan
Tidak dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor yang berperan penting dalam mendapatkan komitment dari anggota team. Leader berperan dalam menciptakan kondisi kondusif bagi team untuk bekerja dengan tenang dan harmonis. Seorang leader yang baik juga dapat memahami 6 faktor yang dapat menimbulkan motivasi seperti yang disebutkan diatas. 

5. EFISIEN & EFEKTIF

Pengertian Kata Efektif dan efisiensi. Dimana ada kata efektif pasti juga ada kata efisien. itulah dua kata yang sering dibicarakan secara bersamaan. Tapi, apakah kita tahu makna dari masing-masing dari kedua kata tersebut. Misalnya dalam kalimat, Dengan penerapan teknologi tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas atau dengan penggunaan secara efektif dan efisien dapat mengurangi pemborosan energi. Efektif dan efisien tersebut menjadi kata yang tidak terpisahkan.

Pengertian Efektif
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Kata efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab (tt obat); dapat membawa hasil; berhasil guna (tt usaha, tindakan); mulai berlaku (tt undang-undang, peraturan). Sedangkan definisi dari kata efektif yaitu suatu pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Misalnya jika suatu pekerjaan dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif.

Pengertian Efisien
Sedangkan arti kata efisien menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna, bertepat guna. Sedangkan definisi dari efisien yaitu Sedangkan efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif, membandingkan antara masukan dan keluaran yang diterima. Misalnya suatu pekerjaan dapat dikerjakan dengan cara A dan cara B. Untuk cara A dapat dikerjakan selama 1 jam sedangkan cara B dikerjakan dengan waktu 3 jam. dengan begitu dengan cara A (cara yang benar) baru bisa dikatakan cara yang efisien bila dibandingkan dengan cara B.
Itulah perbedaan dari kata efektif dan efisien. Efektif lebih kearah melakukan sesuatu dengan benar (do the thing right). Sedangkan efisien berarti melakukan sesuatu yang benar (do the right thing). Jika kita melakukan sesuatu sebaiknya secara efektif dan efisien. Do the Right thing Right atau melakukan sesuatu yang benar dengan cara yang benar. Jika ada yang bertanya?? lebih bagus mana, Efisien atau efektif? mungkin saya lebih memilih yang efektif. Karena efisien yang dilakukan belum tentu efektif. Bagaimana menurut anda??



SUMBER :

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/macam2-organisasi-dan-skemanya/

http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi

http://ariantocahyadi.blogspot.com/2011/10/bentuk-bagan-struktur-organisasi.html

http://mybase-blog.blogspot.com/2010/01/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

http://www.kerjatop.com/pengertian-efektif-dan-efisien.html