welcome ....

welcome ....
myFamily

Selasa, 18 Maret 2014

Konsep Penalaran Ilmiah dalam Kaitannya dengan Penulisan Ilmiah (Bahasa Indonesia 2 : Tulisan 2)




·         Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
·        Penalaran Ilmiah
Kemampuan menalarlah yang membedakan manusia dari binatang. Kemampuan menalar ini lah kekuatan manusia yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan.
Binatang juga mempunyai pengetahuan tetapi hanya terbatas untuk bertahan hidup (survival).
Manusia mampu mengembangkan kemampuannya karena dua hal, yaitu yang pertama manusia mempunyai bahasa untuk berkomunikasi dan mampu menyampaikan informasi atau pendapat. Hal yangke 2 manusia mempunyai kemampuan berpikir menurut kerangka berpikir tertentu.

·        Ciri-ciri Penalaran :
Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).

Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.

Cara berpikir masyarakat dapat dibagi menjadi 2, yaitu : Analitik dan Non analitik. Sedangkan jika ditinjau dari hakekat usahanya, dapat dibedakan menjadi : Usaha aktif manusia dan apa yang diberikan.
Penalaran Ilmiah sendiri dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

Deduktif yang berujung pada rasionalisme

Induktif yang berujung pada empirisme

·        Tujuan Penalaran
Sebagai panduan untuk  mampu memberikan perkembangan yang berarti  pada potensi yang anda miliki.

Untuk mengukur  kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah secara logis berdasarkan informasi yang disediakan.

Untuk mengukur  kemampuan seseorang dalam bekerja secara kompoten dengan angka-angka dan memecahkan masalah berdasarkan data yang tersedia berbagai bentuk, seperti diagram, grafi dan table statistic.

Untuk mengukur kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa dan memahami kata-kata secara tertulis.

·        Konsep penalaran ilmiah dalam kaitannya dengan penulisan ilmiah
Dalam penulisan ilmiah terdapat beberapa proses, diantaranya adalah pengamatan, peninjauan atau penelitian, disusun menurut metode tertentu. Sebuah hasil penulisan ilmiah harus memenuhi tiga syarat:

Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah.

Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah.

Sosok tampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan.

Untuk itu diperlukan suatu kemampuan penalaran yang logis dan mengesampingkan unsur emosi, sentimen pribadi atau sentimen kelompok. Sebab penalaran adalah suatu proses berpikir terhadap suatu yang diamati dengan menghasilkan kesimpulan, sedangkan, penulisan ilmiah merupakan suatu kegiatan penulisan berdasarkan hasil penalaran penulis terhadap permasalahan ilmiah.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://iqbalkhoziana.blogspot.com/2014/03/konsep-penalaran-ilmiah-dalam-kaitannya.html
http://tisachan.blogspot.com/2012/11/logika-dan-penalaran-ilmiah.html
http://formeindriyani.blogspot.com/2014/03/konsep-penalaran-ilmiah-dalam-kaitannya.html
http://vanyarachell.blogspot.com/2014/03/konsep-penalaran-ilmiah-dalam-kaitannya.html


Metode Ilmiah dalam Menjawab Pertanyaan - Pertanyaan Ilmiah (Bahasa Indonesia 2 : Tulisan 1)

Untuk mengetahui pemakaian metode ilmiah yang seperti apakah yang biasa digunakan untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan ilmiah, ada baiknya kita mengerti dahulu apakah yang dimaksud dengan metode ilmiah dan bagaimanakah bentuk – bentuk pertanyaan ilmiah itu .
menggunakan metode ilmiah dalam menjawab suatu pertanyaan. Metode ilmiah ini secara singkat berarti membuat hipotesa, menguji hipotesa dengan mengumpulkan data untuk membuktikan/ menolak suatu teori, dan mengadakan eksperimen untuk menguji hipotesa tersebut.
Salah satu persoalan mendasar dan menjadi bagian penting yang tak terpisahkan dalam penelitian adalah rumusan pertanyaan penelitian. Sebab, kualitas penelitian salah satunya sangat  ditentukan oleh bobot atau kualitas pertanyaan yang diajukan. Tetapi kenyatannya berdasarkan pengalaman mengajar matakuliah metodologi penelitian, membimbing dan menguji skripsi, tesis, dan disertasi selama ini, masih terdapat banyak persoalan terkait rumusan pertanyaan penelitian.
·         Latar Belakang Peneliti Harus Menggunakan Metode Ilmiah Dalam Menjawab Pertanyaan-pertanyaan Ilmiah
Setiap manusia tidak akan pernah lepas dengan ada nya permasalahan dalam hidupnya. Menurut saya pribadi permasalahan itu terbagi dalam 2 jenis :

1.      Permasalahan yang dapat diselesaikan tanpa harus diadakan penelitian,karena permasalahan ini dapat diselesaikan secara langsung dengan musyawarah atau pun diskusi.

2.      Permasalahan yang harus diselesaikan dengan menlakukan penelitian terlebih dahulu. Karena permasalahan ini tidak dapat diselesaikan secara langsung,dan memerlukan kajian-kajian teori atau bukti-bukti yang jelas untuk memperkuat hasil penelitian.

Seseorang yang ingin melakukan sebuah penelitian biasanya disebut dengan peneliti. Sedangkan responden adalah pihak-pihak yang dijadikan peneliti sebagai subjek atau sampel penelitian. Dalam melakukan penelitian, seseorang tidak bisa meneliti dengan sembarangan. Peneliti haruslah meneliti dengan mengikuti prinsip-prinsip ilmiah yang sudah ditetapkan. Tujuannya adalah agar peneliti dalam melakukan penelitian tidak keluar dari aturan ilmiah, sehingga hasil penelitian dapat berguna dan bermanfaat dengan baik untuk orang lain. Inilah yang menjadi latar belakang peneliti harus menggunakan metode ilmiah, karena dengan menggunakan metode ilmiah permasalahan yang harus diselesaikan dapat ditemukan solusi guna menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang ada.
·         Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. 
·         Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
·         Pertanyaan ilmiah
Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan.
·         Metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan ilmiah
Dari pengertian pengertian yang telah kita bahas di atas dapat disimpulkan metode ilmiah biasa digunakan oleh para ilmuwan sebagai alat untuk manjawab berbagai macam pertanyaan ilmiah. Metode ilmiah sendiri membuat kita berfikir untuk mendapatkan cara penyelesaian yang mungkin terhadap suatu masalah.


SUMBER :



http://ruth-apriyana.blogspot.com/2014/03/tulisan-2-bahasa-indonesia-2.html

Senin, 17 Maret 2014

TEORI – TEORI TENTANG METODE ILMIAH DAN SIKAP ILMIAH (BAHASA INDONESIA 2 : TUGAS 2)


A.    Metode Ilmiah
·        Pengertian
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
·        Langkah – Langkah Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:

    Merumuskan masalah.
    Merumuskan hipotesis.
    Mengumpulkan data.
    Menguji hipotesis.
    Merumuskan kesimpulan.

·        Unsur Metode Ilmiah
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:

Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)

Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan
pengukuran)

Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)

Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

·        DNA/contoh
DNA/karakterisasi
Sejarah penemuan struktur DNA merupakan contoh klasik dari empat tahap metode ilmiah: pada tahun 1950 telah diketahui bahwa pewarisan genetik memiliki deskripsi matematis, diawali oleh penelitian Gregor Mendel, namun mekanisme gen tersebut belumlah diketahui dengan jelas. Para peneliti di laboratorium William Lawrence Bragg di Universitas Cambridge membuat gambar-gambar difraksi sinar-X atas berbagai macam molekul. Berdasarkan susunan kimianya, dirasakan mungkin untuk mengkarakterisasikan struktur fisis DNA dengan gambar sinar-X.

DNA/hipotesis
Sebagai contoh, dalam usaha untuk menentukan struktur DNA, Francis Crick dan James Watson menghipotesiskan bahwa molekul tersebut memiliki struktur heliks: dua spiral yang saling memilin. Linus Pauling yang baru akan melakukan studi serius terhadap molekul tersebut menghipotesiskan struktur heliks ganda tiga.

Prediksi dari hipotesis
Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.

DNA/prediksi
Setelah Watson dan Crick menghipotesiskan bahwa DNA merupakan heliks ganda, Francis Crick memprediksikan bahwa gambar difraksi sinar-X DNA akan menunjukkan suatu bentuk huruf X.

DNA/eksperimen
Ketika James Watson meneliti apa yang telah ditemukan Rosalind Franklin pada gambar difraksi sinar-X DNA buatannya, Watson melihat bentuk huruf X yang telah diprediksikan Crick sebagai struktur heliks.

Eksperimen
Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedang diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis. Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa eksperimen dapat dilakukan. Eksperimen tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam laboratorium atau ekskavasi arkeologis. Eksperimen bahkan dapat berupa mengemudikan pesawat dari New York ke Paris dalam rangka menguji hipotesis aerodinamisme yang digunakan untuk membuat pesawat tersebut. Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen.

B.    Sikap Ilmiah
·        Pengertian
Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam diskusi, seminar, loka karya, dan penulisan karya ilmiah. Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti.
·         Sikap Ilmiah yang harus ada pada Penulis Ilmiah :
1.      Sikap Ingin Tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
2.      Sikap Kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan -kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3.      Sikap Obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
4.      Sikap Ingin Menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
5.      Sikap Menghargai Karya Orang Lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6.      Sikap Tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
7.      Sikap Terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.



SUMBER : 
http://laila-oktavia.blogspot.com/2014/03/teori-teori-tentang-metode-ilmiah-dan.html
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-langkah-langkah-metode-ilmiah.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2335328-pengertian-sikap-ilmiah/
http://yanhasiholan.wordpress.com/2012/11/21/sikap-ilmiah/