1. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah
proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja”
dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin,
atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian
dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai
tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk
mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of
influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing
obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to
accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk
mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal
untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Stogdill (1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan, dan diantaranya memiliki beberapa unsur yang sama.
Menurut Sarros dan Butchatsky
(1996), istilah ini dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan
tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk
mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat
individu dan organisasi.
Sedangkan menurut Anderson (1988), “leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance”.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, kepemimpinan memiliki beberapa implikasi, antara lain :
- Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan, tidak akan ada pimpinan.
- Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi.
- Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi.
2. TOKOH-TOKOH KEPEMIMPINAN
1. BJ. Habibie
Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin
Jusuf Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau
merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil
Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri
Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu
Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda ini, harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal, Habibie pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.
Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk Universitas Indonesia di Bandung (Sekarang ITB). Beliau mendapat gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 yang kemudian mendapatkan gekar Doktor dari tempat yang sama tahun 1965. Habibie menikah tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.
Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude.
Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda ini, harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal, Habibie pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.
Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk Universitas Indonesia di Bandung (Sekarang ITB). Beliau mendapat gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 yang kemudian mendapatkan gekar Doktor dari tempat yang sama tahun 1965. Habibie menikah tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak. Tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.
Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude.
2. Ir.Soekarno
Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika..Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926.
Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.
Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs.Mohd Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.
Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.
Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi".
3. Obama
Barack Hussein Obama adalah Presiden Amerika Serikat yang sekarang menjabat dan merupakan Presiden Amerika Serikat yang ke-44. Beliau lebih dikenal dengan nama Barack Obama. Barack menjabat sejak 20 Januari 2009 menggantikan George Walker Bush. Sebelumnya ia merupakan Senator Junior dari Illinois dan kemudian menang dalam Pemilu Presiden 2008 pada 4 November 2008. Obama lahir di Honolulu, Hawaii, 4 Agustus 1961.3. TIPE, PERILAKU DAN GAYA KEPEMIMPINAN
1. AUTHORITARIAN
Seorang
pemimpin adalah seorang pengendali (controller). Kata-kata yang
diucapkannya adalah hukum atau peraturan dan tidak dapat diubah.
Menyandarkan diri pada peraturan, memonopoli tindak komunikasi dan
seringkali meniadakan umpan balik dari anggota lainnya. Kelompok yang
menggunakan gaya kepemimpinan ini memiliki kemungkinan ter-organisir
denagn baik dan produktif, namun hubungan antar pribadi di antara para
anggota kelompok cenderung renggang dan antagonistic.
2. BUREAUCRATIC atau SUPERVISORY
Pimpinan
bertindak sebagai pengawas atau supervisor dan mengkoordinasikan
aktivitas kelompok. Pedoman dari gaya kepemimpinan ini adalah
organisasi, bukan dari seorang pemimpin seperti pada gaya authoritarian.
Pemimpin birokratik memandang hubunngan social sebagai hal yang tidak
dikehendaki, ia lebih suka menjauhkan dan tidak memperhatikan
persoalan-persoalan antarpribadi yang dihadapi para anggotanya. Pemimpin
birokratik cenderung berkomunikasi melalui saluran tertulis secara
resmi. Kelompok yang memakai gaya kepemimpinan ini akan lebih produktif,
sebab segala sesuatunya terorganisir dengan baik, namun ada
kecenderungan dari anggota kelompok untuk bersikap apatis.
3. DIPLOMATIC
Seorang
manipulator yang melaksanakan kepemimpinannya agar menjadi pusat
perharian para anggota kelompoknya. Sedikit menggunakan control atau
setidaknya lebih halus dalam memakai control tersebut dan lebih luwes
disbanding pemimpin authoritian. Ia tidak terpaku terhadap suatu aturan
khusus sehingga lebih bebas untuk menggunakan strategi-strategi tertentu
untuk memanipulasi orang lain. Dengan demikian, pemimpin diplomatic
terbuka dengan adanya saran dan umpan balik yang demokratis dari anggota
kelompoknya.
4. DEMOCRATIC
Pemimpin
yang tidak banyak menggunakan control, bila dibandingan dengan tiga
gaya kepemimpinan sebelumya. Pemimpin demokratik mengharapkan anggotanya
untuk berbagi tanggung jawab dan mampu mengembagkan potensi
kepemimpinan yang dimilikinya. Memiliki kepedulian terhadap hubungan
antarpribadi maupun hubungan tugas di antara para anggota kelompok.
Meskipun tampak kurang terorganisir dengan baik, namun gaya ini dapat
berjalan dalam suasana yang rileks dan memiliki kecenderungan untuk
menghasilakn produktivitas dan kerativitas, karena gaya kepemimpinan ini
mampu mengmaksimalkan kemampuan yang dimiliki para anggotanya.
5. LAISSEZ-FAIRE atau GROUP-CENTERED
Gaya
ini tidak berdasar pada aturan-aturan. Seorang pemimpin yang
menggunakan gaya ini menginginkan seluruh anggota kelompoknya
berpartisipasi tanpa memaksakan atau menuntut kewenanagn yang
dimilikinya. Tindak komunikasi dari pemimpin ini cenderung berlaku
sebagai seorang penghubung yang menghubungkan kontribusi atau sumbang
pemikiran dari anggota kelompoknya. Jika tidak ada yang
mengendalikannya, kelompok dengan gaya ini akan menjadi tidak
teroganisir, tidak produktif, dan anggotanya akan apatis, sebab mereka
merasa bahwa kelompoknya tidak memiliki maksud dan tujuan yang hendak
dicapai.
Meskipun
demikian, dalam situasi tertentu, khususnya dalam kelompok terapi, gaya
kepemimpinan ini adalah yang paling layak dan efektif dari gaya-gaya
kepemimpinan terdahulu.
6. GAYA PELOPOR
Pemimpin
sejenis ini biasanya selalu di depan (pelopor) untuk memberikan contoh
atau suri tauladan bagi masyarakat yang dipimpinnya. Ia benar-benar
tokoh yang patut diteladani karena sebelum menyuruh atau memerintah
orang lain, ia lebih dulu berbuat. Dengan kata lain, sang pemimpin lebih
banyak sebagai pelopor di segala bidang demi kepentingan masyarakat
luas, bukan melaksanakan kebijaksanaan untuk kepentingan pribadi,
keluarga maupun kelompoknya.
7. GAYA MANIPULASI
Pemimpin
sejenis ini selalu melakukan tipuan dan rayuan. Artinya ia menipu dan
merayu masyarakat yang dipimpinya agar melakukan yang dikehendakinya.
Sang pemimpin selalu memutar balikan fakta atau memanipulasi keadaan
sebenarnya. Pemimpin yang bergaya manipulasi biasanya berhasil karena
masyarakat yang dipimpinnya terdiri dari orang-orang yang kurang
pendidikannya. Gaya kepemimpinan manipulasi banyak ditemukan terutama di
negara-negara berkembang
8. GAYA TRANSAKSI
Pemimpin
sejenis ini selalu melakukan transaksi dengan para anggota masyarakat
yang dipimpinnya. Ia melakukan transaksi kepada orang yang taat dan
patuh serta bersedia melaksanakan dan membantu segala kehendaknya.
9. GAYA BIAR TELAMBAT ASAL SELAMAT
Pemimpin
sejenis ini melakukan segala sesuatunya sangat berhati-hati. Ia
berprinsip alon-alon asal kelakon (biar lambat asal selamat). Dengan
kata lain ia berpendapat biar pelan tapi pasti untuk melompat jauh ke
depan. Jika bertindak sang pemimpin tidak mau terburu-buru, tapi selalu
memperhitungkan secara mendalam. Di sisi lain, pemimpin sejenis ini
tidak mau menonjol dan bicaranya kalem (lemah lembut)
10. GAYA ALANG-ALANG
Pemimpin
sejenis ini disebut gaya alang-alang karena tak ubahnya seperti daun
alang-alang sangat mudah bergoyang jika dihembus angin. Gaya alang-alang
juga dapat disebut gaya layangan putus. Artinya pemimpin pada jenis ini
selalu mengikuti kearah mana anginaberhembus. Keputusan pemimpin selalu
berubah-ubah, pendiriannya tidak pernah kokoh.
11. VISIONARY
kepemimpinan yang memiliki Visi sehingga mampu membawa staf ketujuan bersama dan didukung
dengan adanya emotional quality management akan menunjang kesuksesan
hubungan antar pribadi, khususnya hubungan antara atasan dan bawahan
sebagai salah satu bentuk keberhasilan seorang pemimpin. Untuk itu para
pemimpin yang ada di organisasi juga perlu memupuk ketrampilan
kepemimpinan EQ untuk memberdayakan karyawan.
12. COACHING
kepemimpinan yang memberikan kesempatan pengasuhan ataupun pembelajaran. Pemimpin
tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga
menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses
perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya
yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman
dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan
kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu
membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.
13. AFFILIATE
· kepemimpinan yang mengedepankan keharmonisan ataupun kerja sama antar fungsi
· Ini tipe yang berusaha membangun ikatan (bond) yang kuat antara dirinya dengan karyawan
· Berupaya menciptkan sense of belonging karyawan terhadap perusahaan dan akan bagus untuk membangun loyalty
· Menciptakan suasana trust one another
· Bisa
digunakan untuk motivate people during stressful moment. Misalkan
ketika sebelumnya dipimpin oleh seorang pemimpin yang ditaktor atau
coercive , maka diperlukan gaya kepemimpinan yang dekat dengan karyawan
untuk membangun hubungan emosional
· Disini
umumnya dilakukan oleh Leader yang memiliki Emotional Intelligent dalam
hal Communication dan Building Relationship yang tinggi
· Climate yang terbentuk : Positive
14. PACESETTING
· kepemimpinan yang mampu memberikan model pencapaian sehingga lebih membumi.
· Ini bisa dibilang tipe Idealis/Perfectionis
· Dia menganggap orang lain mampu seperti dirinya
· Biasanya dia set high standar for performance (standar tinggi)
· Bisa cocok ketika mengharapkan quick result dan karyawan harus highly motivated dan sangat kompeten
· Kalau karyawan bilang tidak mampu maka jawaban dia “Berarti aku menempatkan orang yang salah”
· Climate yang terbentuk : Negative
15. COMMANDING
kepemimpinan yang dapat bersikap tegas serta berani mengambil resiko, jika diperlukan.
16. KEPEMIMPINAN PRIBADI
Tipe
kepemimpinan di mana pemimpin secara langsung mengadakan kontak dengan
bawahan. Sehingga hasil kerja langsung diketahui oleh pimpinan tingkat
atas yang juga menginginkan mengetahui segala hal sampai detail. Dalam
hal ini mudah timbul kepemimpinan yang sentralistis yang kurang
memperhatikan hirarki atau pendelegasian wewenang dan tanggung jawab.
Akibatnya jika ada pekerjaan yang gagal, banyak pihak tidak mau ikut
bertanggung jawab.
17. KEPEMIMPINAN NON-PRIBADI
Tipe
kepemimpinan di mana pimpinan tidak mengadakan kontak langsung dengan
bawahan, melainkan melalui saluran jenjang hirarki yang sudah ada.
Dengan demikian masing-masing bagian lebih merasa bertanggung jawab.
Kelemahannya ada kemungkinan pekerjaan dan keputusan berjalan lambat,
karena segala sesuatu harus diputuskan melalui tingkatan-tingkatan
hirarki yang panjang.
18. KEPEMIMPIANAN KEBAPAK-AN
ipe
kepemimpinan di mana pemimpin bertindak sebagai ayah kepada
anak-anaknya: mendidik, mengasuh, mengajar, membimbing, dan menasehati.
Pada dasarnya kepemimpinan semacam ini baik, tetapi kelemahannya tidak
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk tumbuh menjadi dewasa dan
lebih bertanggung jawab.
19. KEPEMIMPINAN KHARISMATIK
Tipe
kepemimpinan di mana pemimpin memiliki daya tarik yang amat kuat.
Seolah-olah dalam diri pemimpin tersebut terdapat kekuatan yang luar
biasa, sehingga dalam waktu singkat dapat menggerakkan banyak pengikut.
Termasuk pemimpin semacam ini misalnya: Gandhi, J.F.Kennedy dan
Khomeini. Kepemimpinan tipe ini adalah baik selama pemimpin berpegang
teguh kepada moral yang tinggi dan hukum-hukum yang berlaku.
20. DIRECTING
Gaya
tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita
belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut.
Atau apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita
menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi
demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan
yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses
pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses
yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.
21. SUPPORTING
Sebuah
gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam
melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara
detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi
bersama dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah
mengenal teknik – teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan
yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu
untuk berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam
penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka
mengenai peningkatan kinerja.
22. DELEGATING
Sebuah
gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan
tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik
apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalam pekerjaan,
sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu
atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
23. KEPEMIMPINAN MENYERANG / MENGGUNAKAN
Bentuk
kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan segala sesuatu dari luar
dirinya sebagai miliknya sendiri ketika menjalankan tugasnya.
24. KEPEMIMPINAN MENIMBUN
Bentuk
kepemimpinan yang pimpinannya tidak bersedia menerima hal-hal dari
luar, tetapi selalu berusaha untuk menyampaikan dan mempertahankan
pendapatnya sendiri walaupun seringkali pendapatnya diambil dari luar
dirinya sesuai dengan kepentingannya. (Erich Fromm)
25. KEPEMIMPINAN POSITIF
Bentuk
kepemimpinan yang pimpinannya menggiatkan kerja pengikutnya dengan
jalan memberi kepuasan hati mereka. Pimpinan tidak hanya memerintah,
tapi juga memberi penjelasan, menyediakan kebutuhan anggota, dan memberi
kebebasan untuk melaksanakan. (Keit Davis)
26. KEPEMIMPINAN NEGATIF
Bentuk
kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan kekuasaan untuk mengancam
atau menakut-nakuti agar anggota mengerjakan tugas mereka. (Keit Davis)
27. KEPEMIMPIANAN PERWAKILAN
Bentuk
kepemimpinan yang diangkat menjadi wakil dari kelompok tertentu
sehingga ada pimpinan pusat yang merupakan gabungan pimpinan kelompok.
(W.C Whyte)
28. PARTICIPATIVE LEADERSHIP
Pemimpin
tidak hanya meminta dan menggunakan saran-saran anggota, tapi juga
membuat keputusan dalam rangka pemecahan persoalan yang ada dalam
kelompok.
29. ACHIVEMENT ORIENTED LEDERSHIP
Pemimpin menanamkan kesadaran akan tantangan tujuan kelompok untuk anggota-anggota kelompok dan menunjukkan sikap pada anggota bahwa dapat mencapai tujuan tersebut
30. MERAK KACANGCANG (SUNDA)
Tipe pemimpin yang digambarkan sebagai burung merak. Suka pamer akan apa yang dimilkinya, baik harta kekayaan, ilmu pengetahuan, kecakapan, ketampanan, pangkat dan sebagainya. Contoh dalam dunia Pewayangan adalah Subali atau prabu Rahwana. Mereka suka pamer. Takabur, seolah olah dialah yang paling pinter dan gagah. Pinter aing henteu batur. Mereka punya watak demikian karena reueus punya aji Pancasona, ilmu kekebalan diri moal paeh-paeh.
31. KIDANG KANCANA (SUNDA)
Tipe pemimpin yang vested interest terhadap posisi maupun kedudukan yang lebih menguntungkan bagi dirinya sendiri. Dia pindah-pindah tempat kerja yang kiranya lebih enak menurut pandangan dia, walaupun dengan cara-cara yang tak wajar ataupun licik. Contoh dalam Pewayangan adalah Kombayana, yang mengembara keluar dari negeri Keling untuk mencari-cari posisi dan kedudukan yang lebih sohor. Menunggangi dewi Lotama, seorang widadari yang menyamar sebagai kuda, yang dapat menyeberangi samudra. Dari perilaku Kombayana menunggangi kuda tersebut, maka lahirlah Aswatama, putra satu-satunya Kombayana.
32. GENTONG NGUMES (SUNDA)
Tipe pemimpin yang pamrih. Dia mempunyai ilmu yang tinggi tapi tidak mau mengajarkan dan mengamalkan apabila tak ada imbalan jasa. Contoh dalam pewayangan adalah Togog, atau Karna dipati Awangga. Dia tak mau meladengi permintaan seseorang bila tak ada imbalannya, yang cocok menurut selera dia.
33. PURWA SAJATI (SUNDA)
Tipe pemimpin yang punya sifat amanah dan fatonah. Tidak pamrih. Melaksanakan tugas secara ikhlas, sepi hing pamrih rame hing gawe. Contoh dalam pewayangan adalah prabu Dharma Kusumah, yang berarti ngalakoni atau menjalankan tugas kenegaraan.
34. KEPEMIMPINAN AGITATOR
Tipe
kepemimpinan ini diwarnai dengan kegiatan pemimpin dalam bentuk
tekanan, adu domba, memperuncing perselisihan, menimbulkan dan
memperbesar perpecahan/pertentangan dan lain-lain dengan maksud untuk
memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri. Agitasi yang dilakukan
terhadap orang luar atau organisasi lain, adalah untuk mendapatkan
keuntungan bagi organisasinya dan bahkan untuk kepentingan pemimpin
sendiri
35. KEPEMIMPINAN SIMBOL
Tipe
kepemimpinan ini menempatkan seorang pemimpin sekedar sebagai lambang
atau simbol, tanpa menjalankan kegiatan kepemimpinan yang sebenarnya.
36. KEPEMIMPINAN PARTISIPASI
Gaya
kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku Initiating Structure-nya
relatif berkadar rendah dan perilaku Concideration-nya juga relatif
berkadar tinggi.Indikatornya, antara lain: (a) Pengarahan dan pengawasan
pimpinan berkurang, sebaliknya ia lebih banyak mendengarkan dan
memperhatikan pendapat dan saran bawahan; (b) Pemimpin lebih banyak
memberikan kesempatan kepada bawahan dalam proses pengambilan keputusan
dan pemecahan masalah; (c) Pemimpin memberikan dorongan kepada bawahan
dan memberikan bimbingan kepada bawahan dalam pemecahan permasalah yang
tidak dapat dipecahkan sendiri oleh bawahan; (d) Pemimpin menganggap
bawahan sebagai mitra kerja, sehingga hubungan kerja bersifat kolegial.
37. KEPEMIMPINAN KONSULTASI
Gaya
kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku Initiating Structure-nya
relatif berkadar tinggi dan perilaku Concideration-nya juga relatif
berkadar tinggi.Indikatornya, antara lain: (a) Pemimpin banyak
memberikan pengarahan, tetapi juga banyak memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk berpartisipasi; (b) Pemimpin banyak memberikan penjelasan
tentang keputusan yang diambil, tetapi juga banyak mendengarkan pendapat
dan saran bawahannya; (c) Pemimpin memberi kesempatan kepada bawahan
dalam setiap proses pengambilan keputusan, akan tetapi ia masih
memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap pelaksanaanm tugas yang
dilakukan bawahannya; (d) Pemimpin banyak mendengarkan pendapat bawahan
dan mendorong bawahan untuk melaksanakan tugas sesuai degan
aturan-aturan organisasi yang berlaku; dan (e) Pemimpin dan bawahan
bertukar pendapat dalam proses pemecahan masalah dan pengambolan
keputusan. Dengan demikian proses komunikasinya dua arah.
38. KEPEMIMPINAN MILITERISME
Seorang
pemimpin dengan tipe militeristis tidak berarti selalu seorang pemimpin
dari organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis
adalah seorang pemimpin yang memiliki ciri-ciri dalam kepemimpinannya
sebagai berikut :
· Dalam menggerakan bawahannya lebih sering mepergunakan sistem perintah;
· Dalam menggerakan bawahan senang bergantung pada pangkat dan jabatannya;
· Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan;
· Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan;
· Sukar menerima kritik dari bawahannya;
· Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Berdasarkan
ciri-ciri di atas maka dapat dilihat bahwa seorang pemimpin yang
militeristis bukanlah pemimpin yang ideal dalam suatu masyarakat sipil
karena akan membungkam aspirasi warga. Sesuai dengan namanya, tipe ini
selayaknya ditarapkan di kalangan militer yang secara organisatoris
memang memiliki struktur yang hirarkhis.4. TOKOH YANG BERHASIL DALAM KEPEMIMPINANNYA
Bill Gates – Pemimpin Dari Microsoft
Djoko widodo – Walikota Terbaik dunia
Chairil Anwar – Satrawan Indonesia
Matt Mullenweg – Pendiri Wordpress
Mark Zuckerbeg - Pendiri Facebook
Bob Sadino – Pengusaha Sukses Indonesia
SUMBER :
http://idadwiw.wordpress.com/2011/12/18/pengertian-kepemimpinan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
http://denontarr.blogspot.com/2008/11/tipe-tipe-kepemimpinan.html
http://adidarmawan168.blogspot.com/2012/10/kepemimpinan-dan-perilaku-pemimpin.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
http://denontarr.blogspot.com/2008/11/tipe-tipe-kepemimpinan.html
http://adidarmawan168.blogspot.com/2012/10/kepemimpinan-dan-perilaku-pemimpin.html