A. Metode Ilmiah
·
Pengertian
Metode ilmiah atau proses
ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan
melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan
fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan
melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis
tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
·
Langkah
– Langkah Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah
dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang
harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan
dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah
adalah sebagai berikut:
Merumuskan masalah.
Merumuskan
hipotesis.
Mengumpulkan data.
Menguji hipotesis.
Merumuskan
kesimpulan.
·
Unsur
Metode Ilmiah
Unsur utama metode ilmiah
adalah pengulangan empat langkah berikut:
Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas
hasil pengamatan dan
pengukuran)
Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
·
DNA/contoh
DNA/karakterisasi
Sejarah penemuan struktur DNA merupakan contoh klasik dari empat tahap
metode ilmiah: pada tahun 1950 telah diketahui bahwa pewarisan genetik memiliki
deskripsi matematis, diawali oleh penelitian Gregor Mendel, namun mekanisme gen
tersebut belumlah diketahui dengan jelas. Para peneliti di laboratorium William
Lawrence Bragg di Universitas Cambridge membuat gambar-gambar difraksi sinar-X
atas berbagai macam molekul. Berdasarkan susunan kimianya, dirasakan mungkin
untuk mengkarakterisasikan struktur fisis DNA dengan gambar sinar-X.
DNA/hipotesis
Sebagai contoh, dalam usaha untuk menentukan struktur DNA, Francis Crick
dan James Watson menghipotesiskan bahwa molekul tersebut memiliki struktur
heliks: dua spiral yang saling memilin. Linus Pauling yang baru akan melakukan
studi serius terhadap molekul tersebut menghipotesiskan struktur heliks ganda
tiga.
Prediksi dari hipotesis
Hipotesis yang berguna akan
memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan
hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di
alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa
probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum
diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya
dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa
hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah
diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat
membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang
mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus
menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori
baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.
DNA/prediksi
Setelah Watson dan Crick menghipotesiskan bahwa DNA merupakan heliks ganda,
Francis Crick memprediksikan bahwa gambar difraksi sinar-X DNA akan menunjukkan
suatu bentuk huruf X.
DNA/eksperimen
Ketika James Watson meneliti apa yang telah ditemukan Rosalind Franklin
pada gambar difraksi sinar-X DNA buatannya, Watson melihat bentuk huruf X yang
telah diprediksikan Crick sebagai struktur heliks.
Eksperimen
Setelah prediksi dibuat, hasilnya
dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi,
maka hipotesis yang sedang diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan
membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen
sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih
mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut. Hasil eksperimen tidak pernah dapat
membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran
hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu
hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari
hipotesis. Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa eksperimen dapat
dilakukan. Eksperimen tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam
laboratorium atau ekskavasi arkeologis. Eksperimen bahkan dapat berupa
mengemudikan pesawat dari New York ke Paris dalam rangka menguji hipotesis
aerodinamisme yang digunakan untuk membuat pesawat tersebut. Pencatatan yang
detail sangatlah penting dalam eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil
eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan keutuhan prosedur yang
dilakukan. Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen.
B.
Sikap Ilmiah
·
Pengertian
Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus
ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan
ilmiah. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya
dalam diskusi, seminar, loka karya, dan penulisan karya ilmiah. Sikap ilmiah
yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti.
·
Sikap Ilmiah yang
harus ada pada Penulis Ilmiah :
1.
Sikap Ingin Tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada
kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
2.
Sikap Kritis
Sikap kritis ini terlihat pada
kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya
untuk dibanding-banding kelebihan -kekurangannya, kecocokan-tidaknya,
kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3.
Sikap Obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada
kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
4.
Sikap Ingin Menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk
eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang
baik dan konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan
yang dilakukannya.
5.
Sikap Menghargai
Karya Orang Lain
Sikap menghargai karya orang lain ini
terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan
atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat
orang lain.
6.
Sikap Tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan,
bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti
melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap hal-hal yang ingin
diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
7.
Sikap Terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada
kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang
lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan
orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
SUMBER :
http://laila-oktavia.blogspot.com/2014/03/teori-teori-tentang-metode-ilmiah-dan.html
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-langkah-langkah-metode-ilmiah.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2335328-pengertian-sikap-ilmiah/
http://yanhasiholan.wordpress.com/2012/11/21/sikap-ilmiah/
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-langkah-langkah-metode-ilmiah.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2335328-pengertian-sikap-ilmiah/
http://yanhasiholan.wordpress.com/2012/11/21/sikap-ilmiah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thanks for visit my blog ^_^